SELUK BELUK PESERTA DIDIK
I. Pendahuluan
Hakikat hidup manusia didik dilihat dari segi psikologi adalah makhluk yang terbentuk dari unsur fisik (jasmani) dan psikis (rohani) yang berkembang saling mempengaruhi satu sama lain tidak terpisah. Artinya antara fungsi – fungsi psikis dan fisiknya tersebut saling membantu dan saling mempengaruhi untuk berintegral membentuk suatu pola keseimbangan yang bersifat HOMOSTATIS menuju suatu tingkah laku yang berarah tujuan tertentu.
Pengertian Homostatis adalah terwujudnya kondisi kehidupan dalam diri manusia yang tetap berada dalam keserasian dan keselarasan gerak dari fungsi – fungsi organ – organ fisik dan psikisnya.
Sebagai contoh dapat digambarkan sebagai berikut : “ Fungsi pengamatan yang bekerja menerima rangsangan dari luar, fungsi pikiran mengolah rangsangan yang dipertimbangkan oleh fungsi perasaan, kemudian didorong oleh fungsi kemauan dan dihidupkan oleh fungsi ingatan yang mendapatkan gerak balas ( RESPONS) dari fungsi nafsu.
Konsepsi Islam mengajarkan tenang hakikat manusia secara mendasar dalam Al – quran dan dikembangkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sunnahnya. Islam memandang bahwa manusia sebagai ciptaan Alloh SWT yang paling sempurna dan mulia terbentuk dari unsur jasmani dan rohani yang saling mempengaruhi dalam sepanjang hidupnya di dunia. Dalam perkembangannya , Alloh memberi kelengkapan – kelengkapan dasar (POTENSI DASAR) yang dapat dibina dan dikembangkan setinggi mungkn melalui proses pendidikan.
Kemampuan dasar inilah yang disebut dengan fitrah.. Di dalam kerangka fitrah itu terdapat komponen – komponen psikologis yang saling memperkokoh dalam proses perkembangannya menuju ke arah kapasitas yang optimal. Dan diantara komponen fitrah tersebut adalah :
1.Potensi Beragama ( FITRAH DINIYAH ). Oleh Carl Gustav Jung disebut dengan NATURALITER RELIGIOSA. Hal ini dijelaskan dalam firman Alloh dalam Al – qur’an Surat ArRum ayat 30.
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],
[1168] fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
2.potensi Intelektual ( KECERDASAN ) sebagai dasar untuk berpikir kreatif dan inovatif.
3.Potensi untuk hidup Bermasyarakat ( NALURI SOSIALITAS )
4.Potensi Nafsu ( baik atau buruk ) yang bersifat menggerakkan.
5.Potensi Berkembang
Atas dasar itulah maka manusia dapat dididik dan mendidik yang diberi kelengkapan – kelengkapan berupa alat panca indra, hati dan akal pikiran.
Mengapa pendidikan itu penting utnuk manusia ? jawabnya adalah manusia oleh Alloh SWT diberi suatu kecenderungan 2 arah berlawanan yaitu ke arah kebaikan atau taqwa dan satunya lagi ke arah keburukan atau kemingkaran. Untuk menjadi anusia yang baik dan bertaqwa, proses pendidikan sangat berperan besar sekali, sehingga dapat dikatakan tidak mungkin secara manusiawi seseorang manusia bias menjadi orang baik, saleh, beriman dan bertaqwa tanpa melalui tahapan proses pendidikan.
II. Definisi Peserta Didik
Menurutt Rupert C. Lodge, “ Pendidikan itu diartikan sebagai kehidupan dan kehidupan itu adalah pendidikan ( EDUCATION IS LIFE AND LIFE IS EDUCATION ) ’. Artnya pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan merupakan satu keharusan bagi manusia untuk meningkatkan harkat dan martabat serat kualitas hidupanya. Hal ini dibenarkan oleh Filosuf Jerman, Immanuel Kant. Beliau berpendapat bahwa hanya manusialah yab\ng dapat menjadi manusi karena pendidikan. Jika manusia tidak mendidik dan tidak dididik atau tidak memperlukan pertolongan dan tidak ditolong sejak kelahirannya,maka ia tidak akan menjadi sesosok manusia dalam arti luas.
Hal ini ada faktanya pada tahun 1967 di Halamahera Utara ada seseorang anak gadis kecil yang ditemukan oleh camat setempat yang sedang bertugas melakukan keunjungan ke desa tersebut berada satu kandang dengan seekor babi. Gadis kecil malang ini sejak bayinya sudah berada di kandang babi tersebut, karena sangat nakal dan menyusahkan ibunya. Apa yang terjadi dengan gadis tersebut ? ternyata maaf tingakah lakunya seperti penghuni kandang tersebut juga.
Cocok sekali dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya : “ tiap – tiap bayi itu dilahirkan dalm keadaan suci, maka tergantung orang tuanya menjadikan ia nasrani, yahudi, atau majusi.” ( HR. Bukhori )
Dengan berpijak pada paradigma “ belajar sepanjang masa “ maka sebutan individu yang menuutut ilmu adalah peserta didik. Cakupan peserta didik lebih luas karena tidak hanya melibatkan anak – anak, akan tetapi juga pada orang – orang dewasa.
Definisi peserta didik dalam agama Islam adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang secara psikologis, sosial dan religius dalam mengarungi kehidupan dunia akhirat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa definisi peserta didik adalah orang yangdikenai proses pengubahan sikap dan tata laku melalui upaya pengajaran dan latihan.
Sedangkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendididkan Nasional, pada pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan, jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Istilah – istilah peserta didik itu banyaksekali. Diantara beberapa istilah peserta didik tersebut adalah :
1.SISWA
Siswa atau siswi adalah istilah peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2.MAHASISWA
Adalah istilah peserta didik apada jenjang pendidikan tinggi
3.Warga Belajar
Istilah ini dipakai pada jalur pendidikan non formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM )
4.PELAJAR
Istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendididkan formal ingkat dasar maupun menengah
5.MURID
Murid adalah istilahlain peserta didik di bidang tasawuf
6.SANTRI
Istilah lain peserta didik pada jalur pendidikan non formal,khususnya pesantren atau sekolah salafiyah.
III. Ciri – ciri / Karakteristik Peserta Didik
Dalam aktivitas pendidikan manapun, peserta didik merupakan sasaran ( obyek ) dan sekaligus sebagai subyek pendidikan. Kesalahan dalam memahami hakikat peserta didik menjadikan kegagalan dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu dalam memahami hakikat peserta didik, para pendidik perlu dilengkapi pemahaman tentang cirri – cirri atau karakteristik peserta didik.
Setidaknya secara umum peserta didik memiliki cirri – cirri sebagai berikut :
1.Peserta didik bukan miniatur orang dewasa,ia memiliki dunia sendiri, sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan orang dewasa.
2.Peserta didik dalam keadaan berdaya,maksudnya ia dalam keadaan berdaya untuk menggunakan kemampuan,kemauan dan sebagainya.
3.Mempunyai keinginan untuk berkembang ke arah dewasa.
4.Peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda pada segi fitrah ( ENDOGEN ) dan segi Lingkungan ( EKSOGEN )
5.ingin menjadi diri sendiri ( memperoleh kekuatan )
6.Peserta didik melakukan penjelajahan terhadap alam sekitar dengan potensi – potensi dasar yang dimiliki secara individu.
7.Peserta didik merupakan subyek dan obyek sekaligus dalam pendidikan.
8.Peserta didik dipandang sebagai kesatuan system manusia.
IV. Kepribadian Peserta Didik
Kata kepribadian berasal dari kata pribadi yang maknanya sesuatu yang bersifat perseorangan atau individu. Menurut W.J.S. Poerwodarminto dalam Kamus Umum Indonesia hal. 768, kepribadian adalah keadaan manusia sebagai perseorangan atau keseluruhan sifat – sifat yang merupakan watak seseorang.
Definisi kepribadian adalah susunan ataupun gambaran kejiwaan atau psikis serta moral yang tampil dalam bentuk tingkah laku ysng dapat diamati secara lahiriah dalam pergaulan bersama. Penampilan seseorang dalam pergaulannya dapat dijadikan indicator tentang keadaan kepribadiannya.
Setiap manusia terdiri dari unsur – unsur :
a.Sifat – sifat yang berjumlah 18.000 jumlah
b.Struktur jasmani yang berbeda
c.Tipe tubuh yang berlainan
d.Lingkungan yang tidak sama
e.Agama atau keyakinanyang dianutnya.
Ke lima unsur kepribadian ini dalam diri seseorang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan menjadi tanda kekhususan bagiseseorang. Sebab itulah diantara satu orang dengan orang yagng lain tidak ada 2 kepribadian yang persis sama, walaupun berasal dari satu keturunan dan kembar sejenis.
Pada orang dewasa bentuk kepribadiannya dapat dikatakan sudah menetap,dan tidak banyak mengalami perubahan yang berarti. Lain halnya dengan peserta didik. Dalam diri peserta didik kepribadiannya sedang berkembang dan mencari bentuk. Untuk menemukan kepribadiannya, perlu dibentuk dengan nilai - nilai agama yang dapat mewarnai kepribadiannya.
Tokoh psikologi terkenal bernama C. G. Jung mengatakan bahwa ada 2 tipe kepribadian manusia yang menonjol yaitu :
1.KEPRIBADIAN INTROVET
Kepribadian ini adalah kepribadian yang sangat cenderung menjauhkan diri dari pergaulan bersama. Ia lebih senang menyendiri dari pada bersama – sama.
Peserta didik bertipe introvet memiliki cirri – cirri kurang suka bergaul dan cenderung mengunci diri dari lingkungan social, dirinya dijadikan ukuran, dan ia suka mengkritik keadaan yang tidak cocok dengan akunya.
Faktor – faktor yang menyebabkan seseorang menjadi ini adalah :
Lingkungan sosial yang tidak mendukung perkembangannya
Cacat jasmani
Anak tunggal satu – satunya yang berjenis kelamin seperti dia ( laki – laki atau perempuan ) di lingkungannya.
Terlalu bodoh
Terlalu pintar
Terlalu cantik
Kaya
Dimanja sejak kecil dan sebagainya
Tipe ini ketika dewasa agak sulit mengubahnya menjadi Ekstrovet. Kemungkinan besar ia akan menjadi seseorag yang egoistis, kurang mengindahkan lingkungan. Akibat lebih jauh lagi adalah menentang lingkungan.
2.KEPRIBADIAN EKSTROVET
Kepribadian yang bertipe ini adalah kepribadian yang cenderung mempunyai sikap jiwa terbuka terhadap dunia luar.
Orang – orang bertipe ini memiliki kepribadian yang mudah bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain. Baginya lingkunganlah yang menjadi acuan. Ia secara otomatis mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Ia cepat dapat memahami lingkungan dan tanggap. Sikap sosialnya tinggi, karena ia lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya. Ia cepat terkenal dilingkungannya. Sifat humoritasnya menyebabkan orang lain tertarik kepadanya.
Umumnya orang – orang kepribadiann ini bersifat periang, tidak pendendam, suka bergaul, obyektif, cerdas dan penyabar. Ia cepat melakukan intropeksi diri bila bersalah dan segera minta maaf.
Peserta didik yang bertipe ekstrovet ini menghasilkan kelas yang hidup di dalam endidikan.
KEPRIBADIAN AMBIVET
Kepribadian bertipe ini adalah kepribadian yang dalam dirinya terdapat tipe introvet dan tipe ekstrovet. Hanya saja salah satunya yang agak menonjol, maka dinisbahkan kepadanya.
Manusia yang normal adalah manusia yang termasuk dalam tipe ambivet ini.
V. Jenis – jenis Peserta Didik
Peserta didik itu klasifikasi jenis – jenisnya itu bermacam – macam. Tergantung dari sudut mana kita memandang hal terebut. Diantara sudut pandang tersebut adalah :
1.Perkembangan dan Unsur – Unsur
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses bimbingan dan pengarahan yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik ke arah pertumbuhan dan kperkembangan dasar atau pembawaan sampai pada titik optimalnya.
Pertumbuhan dan perkembangan kemampuan tersebut berlangsung secara bertahap yang berbeda – beda intensitas dan eksensitasnya bagi masing – masing individu peserta didik.
Peserta didik mengikuti periode – periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.
Periodesasi peserta didik pada dasarnya dapat terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :
1.Fase Kanak – Kanak / AL – THIFL / SHABI ( 0 tahun – 7 tahun )
Pada fase ini manusia terus tumbuh secara berangsur – angsur, disertai dengan pertumbuhan potensi akal, potensi biologis, paedagonis dan psikologis.
Selama rentang waktu ini, anak sangat dipengaruhi sekali oleh pendidikan dan lingkungan. Dua faktor ini menyatu dengan pengaruh hereditas menjadi kumpulan faktor – faktor yang nantinya akan menentukan kepribadiannya, perilakunya dan kecerdasannya
2.Fase Sekolah ( 7 tahun – 14 tahun )
Pada tahapan ini anak sudah mulai mampu belajar dan mampu mengikuti perkataan sampai akhir fase ini.
3.Fase Pubertas / MURAHAQOH ( 14 tahun – 23 tahun )
Pada fase ini masa pubertas yang sesungguhnya itu tbagi menjadi 3 fase yaitu :
a.Pra Pubertas : Wanita ( 12 tahun – 13 tahun )
Laki – laki ( 13 tahun – 14 tahun )
b. Pubertas : Wanita ( 13 tahun – 18 tahun )
Laki – laki ( 14 tahun – 18 tahun )
c. Adolesen : Wanita ( 18 tahun – 21 tahun )
Laki – laki ( 19 tahun – 23 tahun
Pada tahapan ini ditemukan beberapa hal dibawah ini ;
1.Penemuan sifst – sifat khusus
2.terjadi sifat pertentangan ( dua emosi belum seimbang / sering goyah )
3.transisi dari fase kanak –kanak atau sekolah menuju fase dewasa
4.Dalam tahapan ini dipenuhi oleh pengalaman
5.Lebih dikuasai perasaan yang dominan dengan pengalaman ini, membentuk kepribadian yang akan datang
6.Peserta didik diberi pengetahuan tentang masalah seks yang sehat dan islami
Ada lagi suatu pandangan bahwa peserta didik mengalami tingkatan proses kehidupan melalui :
1.Bayi di sebagian waktunya digunakan untuk makan, minum dan tidur
2.fase kanak – kanak aktivitasnya bermain
3.Anak- anak aktivitasnya sosialisasi diluar lingkungan keluarga
4.Pemuda mengalami pertumbuhan dan perkembangan ke arah sempurna
5.Tingkatan dewasa segala aktivitasnya harus dipertanggung jawabkan
2. Status dan Tingkat Kemampuan
Kedewasaan adalah peerta didik sudah bertanggung jawab atas keadaan dirinya baik secara psikologis, paedagonis, sosiologis, dan biologis.
Macam – macam kedewasaan adalah ;
Psikologis
Paedagonis
Biologis
Berdasarkan tingkat kemampuan atau kecerdasan seseorang atau IQ ( INTELEGENCY QUALITY ) dapat dibagi menjadi 3 hal :
1.Super normal
2.Normal
3.Sub normal
Sementara itu ahli lain membagi tingkatan IQ seseorang lebih terperinci lagi, yaitu :
1. Genius IQ ( 140 Keatas )
2. Super Normal Gifled IQ ( 130 – 140 )
4.Superior IQ ( 110 – 130 )
5.Derajat Normal IQ ( 90 – 110 )
6.Sub Normal / NORMAL BERDURLINE IQ ( 70 – 90 )
7.Debil IQ ( 50 – 70 )
8.Sub normal insibil IQ ( 25 – 50 )
9.Idiot IQ ( 20 – 25 )
Menurut Sams Ibani & dkk dalam bukunya pengantar pendidikan anak luar biasa, status dan peserta didik ada 3, yaitu adalah ;
1.Kelainan social
2.Jasmaniyah
3.Mental
VI. Sifat dan Etika Peserta Didik
Peserta didik merupakan komponen penting dalam pendidikan yang menjadi sasaran atau obyek tindak mendidik pada perubahan tingkah lakudan cara berfifir.
Sifat dan etika peserta didik merupakan kewajiban yang harus dilaksanakann dalam proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak.
Adapun etika peserta didik menurut Al – Ghazali dalam kitab masyhurnya Ihya’ Ulumuddin menerangkan bahwa etika peserta didik ada 7 pokok yaitu :
1.Memulai berakhlaq dengan membersihkan jiwa dari akhlaq madzmumah
2.Menghindari diri dari kesibukan yand dapat mengganggu masuknya ilmu
3.Tidak sombong dalam menuntut ilmu dan patuh kepada pendidik
4.Peserta didik pemula tidak meniggalkan mempelajari ilmu terpuji
5.Mempelajari ilmu atas secara prioritas dan sistematis
6.Maksud mempelajari ilmu dalam jangka pendek untuk untuk memperbaiki batiniyah, sedangkan jangka panjang untuk taqorrub Alloh SWT
7.Klafisikasi ilmu adalah :
a.Ilmu tentsng tsqarrub Alloh SWT
b.Ilmu tentang kitab – kitab Alloh SWT
c.Ilmu tentang Rasul Alloh SWT
d.Ilmu yang berhubungan dengan pembahasan prioritas ini
Dalam bab V pasal 12, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :
1.Hak – hak setiap peserta didik adalah ;
a.Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama
b.Mendapat pelayanan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya
c.Mendapat bea siswa bagi yang berprestasi
d.Mendapat biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu
e.Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan yang setara.
f.Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan keceatan belajar masing- masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
2.Kewajiban Peserta Didik adalah ;
a.Menjaga norma – norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses KBM dan keberhasilan pendidikan
b.Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi peserta didik yang dibebasakn dar kewajiban tersebut sesuai peratursan yang berlaku.
VII. Penutup
Seorang pendidik memahami hakikat pesrta didik disertai seluk beluknya merupakan kajian yang sangat penting untuk dilakukan. Kesalahan dalam memahami atu kurangnya pemahaman terhadap hakikat peserta didik menimbulkan kegagalan dalam proses pendidikan.
Peserta didik merupakan individu yang akan dipenuhi kebutuhan ilmu.pengetahuan, sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan tadi.
Keberhasilan pendidik dalam proses pendidikan adalah apabila ia telah mencapai hasil yang paling tinggi,yaitu peserta didik telah menjadi gurunya mereka sendiri yang terbaik, yang dengan sadar membuat kondisi untuk mengubah tingkah laku mereka ke arah tujuan mereka sendiri. Sinkronisasi antara pendidik dan peserta didik akan mewujudkan proses pendidikan yang berhasil.
Referensi :
Rabu, 11 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar